1. Path: Accounting->Financial accounting->Fixed assets->Assets->Create->Assets Isi: Assets class, Company code, Numberof similar assets (gambar 1) 2. Pilih Master data , isi Description (gambar 2) 3. Pilih tab Time-dependent, isikan: Business area, Cost center, Plant (gambar3) 4. Save (gambar 4)akan muncul pesan”The asset XXX is created” Kemudian depresiasinya untuk asset tersebut berapa? Untuk menentukannya ikuti langkah-langkah sebagai berikut: Dari Create asset: Initial screen pilih Depreciation areas (gambar 5)
Prosedur automatic posting itu sangat berguna untuk integrasi module MM–FI disamping juga integrasi SD- Finance . Kegunaan automatic posting procedur akan terlihat nyata saat user melakukan transaksi seperti Goods receipt (GR), Goods issue (GI), Invoice verification/receipt (IR), karena pada saat transaksi-transaksi tersebut user perlu mengupdate data accounting di modul FI. Transaction key yang ada seperti PRD, WRX, GBB punya kegunaan yang spesifik. Ambil contoh kasus sbb: - Scenario: 1. Create purchase order dengan account assignment ‘S’ (Cost center), untuk material (misalnya) 1200050 (dengan valuation class 3012) Dengan account assignment ‘S’ tsb, user harus meng-entry G/L account number dan Cost-center. Cost center : (misalnya) 24103 G/L account number : (misalnya) 43340000 Sehingga PO berhasil di buat. 2. Kemudian dilakukan GR dengan MIGO. Error message pada saat MIGO: Account determination for entry PS01 WRX 0002 ___ 3012 Keterangan: PS
Kita Membutuhkan Tuhan Anda tidak akan tahu bahwa yang Anda butuhkan hanya Tuhan, sampai yang Anda miliki hanya Tuhan. Perasaan tidak punya apa-apa lagi … Dan karena dia harus meminta pertolongan - diyakini-nya atau tidak, dia akan berpaling kepada Beliau, Yang Maha Pengasih. Tetapi, setelah dia diselamatkan, apakah masih ada kemungkinan orang itu merasa ragu lagi? Ya. Dan akan dibuat menemukan keyakinannya lagi. Dan kemudian dia ragu lagi. Dan diyakinkan lagi. Dan begitu, dan seterusnya … Sampai dia mengerti. ( MT – The Relevance of Religion in Business ) Gambaran yang seperti itu mengingatkan kita kepada anak kecil yang merasakan sebagian kekuatan pada kedua kakinya, kemudian dia melepaskan tangan yang membimbingnya dan menjadi sandarannya, karena merasa cukup dan mampu untuk mandiri. Keberadaan kita beserta potensi dan segenap kekuatan yang dimiliki tidak cukup untuk berlepas tangan dari-Nya. Semua potensi dan kekuatan akan menjadi terbimbing, terarah dan lurus dengan bimbin
Comments
Post a Comment