Berpura-pura
Pertama, dengan kita sadari atau tidak - kita memang telah banyak berpura-pura dalam keseharian kita. Sebagian dari kepura-puraan itu untuk menyampaikan atau menyebabkan kebaikan bagi orang lain, sebagian untuk menutupi kekurangan diri sendiri atau orang lain, dan sebagian lagi dilakukan untuk keuntungan yang berpura-pura. Kedua, bila kepura-puraan itu dilaksanakan karena niat baik untuk mendatangkan keuntungan bagi orang lain – maka itu adalah keadaan sementara – sampai yang berpura-pura mencapai kemampuan untuk tidak berpura-pura lagi. Maka perhatikanlah, bahwa mereka yang menjadi mampu untuk tulus adalah mereka yang sudah mencapai kekuatan pribadi yang lebih besar – yang memungkinkannya untuk tidak berpura-pura lagi. Ketiga, bila kepura-puraan kita mendatangkan kebaikan bagi orang lain dan bagi kita – mengapa kita tidak melakukannya? Bukankah menghindari melakukan kebaikan yang ada dalam kemampuan kita untuk melakukan – adalah sebuah keputusan yang akan menjadik