Pemilik Bisnis dan Karir Karyawannya

Pemilik Bisnis dan Karir Karyawannya

Kalau kita mempunyai beberapa karyawan apakah kita juga merancangkan karir buat mereka, artinya menyediakan peluang karir bagi mereka, ataukah kita membiarkan mereka merancang sendiri karirnya kemudian lepas dari kita ?

Karir itu merupakan masalah keputusan pribadi tetapi atasan bertanggung jawab untuk menyediakan sinar jauh di depan sana yang menunjukkan sesuatu yang bisa dicapai lebih tinggi, lebih baik kualitas hidupnya, yang disebut visi.

Perusahaan yang atasannya tidak menggebu-gebu, yang tidak berusaha menyamakan pandangan anak buahnya dengan cita-citanya di masa depan, perusahaannya akan diisi oleh orang-orang yang hanya bertujuan mencari uang.

Perusahaan di mana perbedaan gaji sebesar Rp 50.000 sudah merupakan "masalah politik" yang sangat besar. Sehingga harus mengubah Tap MPR tertentu. Itu disebabkan karena atasannya tidak shared dengan karyawannya, tidak membuat anak buahnya melihat visi yang sama di masa depan.

Seringkali orang bilang naiknya jabatan, atau meningkatnya karir dikaitkan dengan besarnya uang yang didapat. Kalau dikembalikan pada kualitas pribadi itu artinya kita harus bekerja lebih keras lagi untuk pencapaian lebih tinggi. Tetapi itu belum secara otomatis menambah kesejahteraan kita, kalau demikian ini bagaimana?

Bagi mereka-mereka yang bertujuan untuk mencari uang jangan sekali-kali memikirkan mengenai karir. Karena orang yang hidupnya untuk mencari uang tidak punya kesetiaan pada satu profesi, tidak adanya kesetiaan pada satu korps atau perusahaan, tidak ada kesetiaan pada pertemanan atau satu tim, kesetiaan mereka hanya pada uang.

Orang yang setia pada kualitas, uang akan otomatis ada. Karena ini sudah mekanisme hidup. Katakanlah seperti loncat tinggi, kalau orang yang setia pada uang beda 5 ratus ribu saja dia akan pindah pekerjaan.

Berbeda dengan orang yang konsisten dengan kualitas loncatannya, misalnya. Negara mana yang tidak tergiur untuk menawarkan status kewarganegaraan padanya dengan segala fasilitas hidup yang lebih baik. Apalagi kalau dia loncat dan tidak kembali-kembali lagi.

Baca juga : KARIR

Misalnya kita sudah menetapkan pilihan berkarir di satu bidang, kemudian perusahaan tidak memberikan visi yang jelas, apa yang akan kita capai di masa-masa mendatang. Keputusan apa yang paling bijaksana, apakah kita harus mendobrak sistem yang berlaku di perusahaan itu ataukah kita harus keluar dan mencari perusahaan lain ?

Saya pernah bertemu dengan seorang pengusaha dan manajernya. Lalu ketika pemilik perusahaan itu bertanya apakah beliau ini sudah waktunya naik pangkat. Itu lucu sekali karena kenaikan pangkat anak buahnya ditanyakan ke saya.

Kemudian saya langsung tanyakan kepada manajernya, "Pak, apakah Anda sudah kekecilan baju atau baju anda kebesaran di perusahaan ini?" Dia bilang masih kebesaran, Pak!

Berarti dia itu masih lebih kecil daripada tanggung jawabnya, masih lebih kecil dari pangkatnya, masih lebih kecil dari jabatannya.

Orang-orang yang masih kebesaran baju maka dia harus membesarkan badannya untuk bisa cocok dong. Sedangkan orang-orang yang kekecilan bajunya, orang yang bekerja di perusahaan yang terlalu kecil baginya harus membesarkan perusahaannya.

Akan tetapi biasanya orang yang punya perusahaan kecil itu masih saja kecil karena mereka tidak punya pikiran besar. Nah, kalau sudah ada batas waktunya kita kekecilan baju, yang punya perusahaan tidak melihat dia perlu memperbaiki diri.

Sangat jelas saya katakan bahwa Anda harus keluar karena akan datang waktunya masing-masing orang dihitung pertanggung jawaban bagi dirinya sendiri. Pada akhirnya orang harus memikirkan untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Kesetiaan pada perusahaan hanya sebatas kesetiaan perusahaan pada karyawannya. Jadi ketegasan untuk tetap bekerja di satu perusahaan atau memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut merupakan suatu keputusan yang sangat vital.

***

Comments

Popular posts from this blog

Membuat Assets Master Data di SAP

Automatic Posting SAP FI-MM-SD