Posts

Cara Membuat Laporan Laba Rugi Perusahaan Dengan Format Sederhana 2019

Image
Format Laporan Laba Rugi perusahaan dagang sama dengan format perusahaan lain, baik manufaktur/industri ataupun jasa. "kok bisa begitu?" "kayak apa dong formatnya?" Dalam standar akuntansi yang berlaku, laporan laba rugi terdiri dari dua komponen utama, yaitu: 1. Penjualan atau pendapatan, contohnya: penjualan barang dan jasa 2. Beban atau Biaya-biaya, contohnya: biaya penjualan, biaya umum, biaya iklan Google Ads selisih antara penjualan/pendapatan dengan beban/biaya di sebut laba bila selisih positif, dan disebut rugi bila selisihnya negatif. cukup sederhana kan? atau kalau dijabarkan dalam bentuk rumus matematika, format laporan laba rugi adalah sebagai berikut: Laba/Rugi = Pendapatan - Beban Singkat dan ndak mbulet ! "ternyata cuman gitu doang ya bro" "ya emang cuman seperti itu, ndak ada yang lain" Membuat Laporan Laba Rugi  Setelah kita mengetahui format laporan laba rugi, langkah berikutnya adalah membuat

BERAPAKAH NILAI RUPIAH ATAU DOLAR DARI SETIAP PERSETUJUAN ANDA?

Image
Keberhasilan finansial Anda tidak hanya ditentukan oleh berapa banyak persetujuan yang Anda hasilkan dari orang lain, tetapi terutama dari berapa besar nilai dari setiap persetujuan itu. Bila Anda menargetkan pencapaian pendapatan bersih, misalnya Rp. 1.000.000.000,- dalam satu tahun, Anda harus lebih dahulu menetapkan jumlah orang yang harus menyetujui Anda untuk mencapai jumlah pendapatan itu. Bila Anda membutuhkan 1.000 persetujuan dalam satu tahun, maka dari setiap orang yang menyetujui Anda harus menerima uang rata-rata sebesar Rp. 1.000.000,-. Bila waktu tidak memungkinkan bagi Anda untuk mendapatkan persetujuan dari orang sebanyak itu, Anda dapat menurunkannya menjadi 100 orang saja, tetapi Anda harus meningkatkan nilai dari setiap persetujuan menjadi Rp. 10.000.000,- Atau bila Anda merasa lebih nyaman dengan nilai persetujuan yang lebih kecil, seperti Rp. 100.000,- per orang, maka Anda harus membangun persetujuan dari 10.000.000 orang Pertanyaan yang m

Sulit Mencari Pekerjaan karena Usia

Image
“Saya juga tertarik dengan pembicaraan masalah karir inii. Usia saya 34 th dan merasa pada usia sebanyak ini rasanya mencari pekerjaan kok rasanya sulit. Sewaktu saya melihat di lowongan pekerjaan persyaratan usia biasanya berkisar antara 28-30 th. Saya sendiri sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak, terutama di bidang otomotif. Pada dasarnya saya sudah memiliki bekal yang cukup tetapi mungkin karena faktor usia ini yang menjadi kendala. Apakah yang dimaksud untuk mencari jenjang lain atau lompatan karir faktor usia juga mempengaruhi?” Saya setuju sekali bahwa usia itu menjadi pertimbangan bagi pihak yang mempekerjakan. Kalau usianya 118 th maka tidak aman lagi untuk menjadi seorang pengendara mobil pada usia itu. Mencari pekerjaan itu sulit memang betul tetapi kita jangan sampai pada kategori orang yang mencari pekerjaan. Karena uang itu menempel pada kualitas. Kalau begitu jadikan diri Anda sebagai pribadi yang dicari, pribadi yang berkualitas . Pertama

Keluar dari Pekerjaan atau Bertahan

Image
Banyak orang merasa kurang dihargai di tempat kerja. Mereka bisa menyimpulkan seperti itu dari besaran gaji dan fasilitas yang diperoleh dari tempatnya bekerja. “Umur saya 36 th bekerja di BUMN. Saya ingin meningkatkan karir saya. Posisi sekarang adalah sebagai sales . Menurut pemikiran saya di BUMN ini kelihatannya tidak ada jaminan peningkatan karir. Sebetulnya sebagai sales ini saya sering menghasilkan penjualan yang melebihi target perusahaan. Sementara gaji yang saya peroleh masih tergolong minim untuk ukuran hidup di kota besar. Selain itu saya juga membuka ‘obyekan’ di luar yang penghasilannya mungkin lebih besar daripada yang saya peroleh di BUMN tempat saya bekerja. Yang saya tanyakan apakah sebaiknya saya keluar dari perusahaan itu ataukah saya melanjutkan ‘ obyek an’ saya yang di luar itu? Untuk karir memang nampaknya sudah tidak bisa tapi untuk penghasilan nampaknya lebih besar diperoleh dari ‘ obyekan ’ di luar itu atau tetap bekerja di perusahaan

Bagaimana Karir Seorang Pengelola Bisnis?

Image
Bagaimana mengukur karir seseorang yang mengelola bisnis sendiri yang belum memiliki banyak karyawan? Bagi para pemilik perusahaan sendiri atau para wirastawan, karir itu tidak pangkat lagi tetapi pada berapa banyak orang yang bisa kita layani. Seperti perusahaan minuman dalam botol, dia akan memikirkan berapa banyak orang yang akan menggunakan minuman dalam botol kemasannya. Orang yang membuat kursi akan memikirkan berapa banyak kursinya yang akan dipakai untuk fungsi pernikahan, konferensi. Kebanggaannya adalah apabila kursinya dipakai untuk kongres nasional. Apa yang membanggakan atau menyenangkan dalam berkarir pada setiap orang berbeda-beda. Ketika kita sudah sampai di puncak karir dan mungkin bagi sebagian orang untuk bisa sampai pada suatu karir, harus ada sesuatu yang dikorbankan. Kehidupan pribadinya atau hal-hal lain, Bagaimana kita harus menyikapi ini? Selalu ada pengorbanan karena tidak bisa kita mendapatkan " the best of both worlds ". Kebebas

Pemilik Bisnis dan Karir Karyawannya

Image
Kalau kita mempunyai beberapa karyawan apakah kita juga merancangkan karir buat mereka, artinya menyediakan peluang karir bagi mereka, ataukah kita membiarkan mereka merancang sendiri karirnya kemudian lepas dari kita ? Karir itu merupakan masalah keputusan pribadi tetapi atasan bertanggung jawab untuk menyediakan sinar jauh di depan sana yang menunjukkan sesuatu yang bisa dicapai lebih tinggi, lebih baik kualitas hidupnya, yang disebut visi . Perusahaan yang atasannya tidak menggebu-gebu, yang tidak berusaha menyamakan pandangan anak buahnya dengan cita-citanya di masa depan, perusahaannya akan diisi oleh orang-orang yang hanya bertujuan mencari uang. Perusahaan di mana perbedaan gaji sebesar Rp 50.000 sudah merupakan "masalah politik" yang sangat besar. Sehingga harus mengubah Tap MPR tertentu. Itu disebabkan karena atasannya tidak shared dengan karyawannya, tidak membuat anak buahnya melihat visi yang sama di masa depan. Seringkali orang bilang naiknya j

Karir yang Tertunda

Image
“ Saya ingin konsultasi mengenai karir yang tertunda. Yang maksudkan di sini adalah saya berencana untuk menunda karir saya. Kebetulan bidang saya sekarang adalah bidang konsultan di kantor akuntan. Saya berencana menunda karir saya itu saya mau mengambil cuti selama 9 bulan. Saya mau keluar, selanjutnya saya berencana untuk bekerja kembali tetapi tidak di tempat kerja semula. Yang membuat saya sekarang masih bimbang adalah apakah nanti setelah saya keluar dari pekerjaan sekarang terus cuti dan kemudian masuk kembali ke dunia kerja dengan bidang yang lain. Apakah saya punya kekuatan atau keberanian. Untuk itu apakah ada masukan atau saran mengenai rencana saya tersebut? ” Begitu kira-kira sebuah pertanyaan panjang dari seorang yang karyawan yang bimbang atau galau dengan karirnya, dan ini jawabannya... “ Untuk semua yang sedang merencanakan karirnya. Selalu dalam berkarir itu, ada tiga hal yang penting sekali dan sebetulnya merupakan doa. Orang-orang beragama percaya