Posts

Bagaimana Karir Seorang Pengelola Bisnis?

Image
Bagaimana mengukur karir seseorang yang mengelola bisnis sendiri yang belum memiliki banyak karyawan? Bagi para pemilik perusahaan sendiri atau para wirastawan, karir itu tidak pangkat lagi tetapi pada berapa banyak orang yang bisa kita layani. Seperti perusahaan minuman dalam botol, dia akan memikirkan berapa banyak orang yang akan menggunakan minuman dalam botol kemasannya. Orang yang membuat kursi akan memikirkan berapa banyak kursinya yang akan dipakai untuk fungsi pernikahan, konferensi. Kebanggaannya adalah apabila kursinya dipakai untuk kongres nasional. Apa yang membanggakan atau menyenangkan dalam berkarir pada setiap orang berbeda-beda. Ketika kita sudah sampai di puncak karir dan mungkin bagi sebagian orang untuk bisa sampai pada suatu karir, harus ada sesuatu yang dikorbankan. Kehidupan pribadinya atau hal-hal lain, Bagaimana kita harus menyikapi ini? Selalu ada pengorbanan karena tidak bisa kita mendapatkan " the best of both worlds ". Kebebas

Pemilik Bisnis dan Karir Karyawannya

Image
Kalau kita mempunyai beberapa karyawan apakah kita juga merancangkan karir buat mereka, artinya menyediakan peluang karir bagi mereka, ataukah kita membiarkan mereka merancang sendiri karirnya kemudian lepas dari kita ? Karir itu merupakan masalah keputusan pribadi tetapi atasan bertanggung jawab untuk menyediakan sinar jauh di depan sana yang menunjukkan sesuatu yang bisa dicapai lebih tinggi, lebih baik kualitas hidupnya, yang disebut visi . Perusahaan yang atasannya tidak menggebu-gebu, yang tidak berusaha menyamakan pandangan anak buahnya dengan cita-citanya di masa depan, perusahaannya akan diisi oleh orang-orang yang hanya bertujuan mencari uang. Perusahaan di mana perbedaan gaji sebesar Rp 50.000 sudah merupakan "masalah politik" yang sangat besar. Sehingga harus mengubah Tap MPR tertentu. Itu disebabkan karena atasannya tidak shared dengan karyawannya, tidak membuat anak buahnya melihat visi yang sama di masa depan. Seringkali orang bilang naiknya j

Karir yang Tertunda

Image
“ Saya ingin konsultasi mengenai karir yang tertunda. Yang maksudkan di sini adalah saya berencana untuk menunda karir saya. Kebetulan bidang saya sekarang adalah bidang konsultan di kantor akuntan. Saya berencana menunda karir saya itu saya mau mengambil cuti selama 9 bulan. Saya mau keluar, selanjutnya saya berencana untuk bekerja kembali tetapi tidak di tempat kerja semula. Yang membuat saya sekarang masih bimbang adalah apakah nanti setelah saya keluar dari pekerjaan sekarang terus cuti dan kemudian masuk kembali ke dunia kerja dengan bidang yang lain. Apakah saya punya kekuatan atau keberanian. Untuk itu apakah ada masukan atau saran mengenai rencana saya tersebut? ” Begitu kira-kira sebuah pertanyaan panjang dari seorang yang karyawan yang bimbang atau galau dengan karirnya, dan ini jawabannya... “ Untuk semua yang sedang merencanakan karirnya. Selalu dalam berkarir itu, ada tiga hal yang penting sekali dan sebetulnya merupakan doa. Orang-orang beragama percaya

Pindah Kerja

Image
Bagi banyak orang memulai atau berpindah dari kondisi yang sudah biasa atau istilah kerennya ‘nyaman’ ke keadaan yang ‘kurang/tidak nyaman’ menjadi momok yang cukup menakutkan dan akhirnya tetap tidak mau berpindah atau berubah ke kondisi baru. Lalu bagaimana sebaiknya menghadapi kondisi ketidaknyamanan tersebut, apalagi yang mendadak? Ada pertanyaan yang cukup menarik seperti berikut ini : “Saya ingin menanyakan masalah yang cukup besar ini. Baru-baru ini saya telah melakukan kesalahan, yang menurut saya cukup besar. Saya diminta pindah ke Jakarta karena pekerjaan-pekerjaan saya dipusatkan di sana. Tetapi karena saya menolak dan ingin tetap berada di Surabaya, akhirnya porsi pekerjaan saya diturunkan sesuai dengan apa yang ada di Surabaya. Tetapi besarnya gaji tidak dikurangi. Saya merasa tidak enak. Pertama, karena dibayar tetap tapi kok porsi pekerjaan dikurangi. Kedua, karir saya akan mentok. Kira-kira apa anjuran untuk kondisi semacam ini. Apakah saya harus

Profesionalisme dan Karir

Image
Apa sebenarnya kaitan antara profesionalisme dengan karir ? Apakah betul peningkatan karir itu sama dengan kenaikan pangkat ? A papun pangkat kita, status kita harus dilihat profesional. Seorang mahasiswa yang terlihat profesional misalnya, akan mendapat tempat di suatu perusahaan lebih luas dibanding mahasiswa lainnya. Profesionalisme itu adalah senjatanya, modalnya: karir. Karir itu penting . Sebetulnya orang yang tidak naik-naik pangkatnya tidak bisa dikatakan tidak punya karir. Karir itu ada sebuah trend naik, karirnya bagus maka trendnya juga bagus. Tidak punya karir berarti tidak ada kecenderungan untuk naik. Kalau begitu, seseorang harus bisa memprediksikan apakah karirnya akan terus maju atau stagnan saja Oleh karena itu dalam berkarir, yang pertama dinilai adalah apakah pilihan pekerjaannya. Sudah tepatkah? B anyak orang, pada detik kita sedang berbicara ini, sebetulnya masih ragu-ragu apakah dia bekerja di tempat yang sudah tepat ? Dan pertanyaan itu k

Karir

Image
Mengenai karir, seperti dicontohkan oleh Bill Gates, bahwa visi yang diikuti dengan ketelatenan, gati –bahasa Jawanya, kesungguhan akan bisa mendatangkan kebesaran yang penting bagi orang banyak.  Dikatakan dalam jurnalnya bahwa kehidupan saat ini diwarnai oleh besarnya kesempatan sehingga orang yang merasa dunianya sempit, ini adalah orang yang pikirannya sempit, bukan dunianya yang sempit. Bill Gates mengatakan bahwa lebih baik di masuk ke toko kecil yang ada saat ini daripada saya mengikuti acara pesta makan raja-raja 100 tahun yang lalu. 

Never Say Never Again

Image
Jangan pernah mengatakan tidak akan pernah lagi. Memang akan ada hal-hal yang kita janjikan kepada diri sendiri untuk tidak akan pernah kita lakukan lagi. Tetapi, kesungguhan itu seyogyanya ditetapkan untuk hal-hal yang hanya akan mendatangkan keburukan. Kita sering membatasi kemungkinan pencapaian kualitas hidup yang baik, karena kita membatasi hal-hal yang akan kita lakukan, atau mengesampingkan orang-orang tertentu dari rencana-rencana kita. Padahal, segala sesuatu masih bisa berubah. Yang dulunya menyakitkan, bisa saja sekarang adalah hal termanis yang bisa kita dapatkan. Atau yang selama ini sangat kita percayai - bisa saja nanti menjadi sumber dari kelalaian terbesar kita. Orang mengatakan bahwa waktu menyembuhkan semua penyakit.